Bodyguard Wanita
Pesatnya pertumbuhan ekonomi China
ternyata meningkatkan lapangan kerja
bagi pengawal perempuan seiring dengan
bertambahnya jumlah wanita kaya di
Negeri Tirai Bambu.
Pertumbuhan ekonomi China yang tahun
lalu tercatat 8,9 persen meningkatkan
jumlah orang kaya di China. Sebanyak 30
persen orang kaya di China adalah wanita,
mulai dari pengusaha, artis, dan sosialita
wanita.
Selain di Libya kebutuhan terhadap wanita
pengawal ternyata sangat diminati oleh
wanita China. Kebutuhan terhadap wanita
pengawal di China bukan saja karena
desakan dan ledakan penduduk yang
membutuhkan pekerjaan apa saja untuk
menyalurkan bakat dan profesi, lebih dari
itu adalah jumlah konglomerat wanita di
China menurut sumber Reuters – yang
dikutip oleh the huffingpost.com-
mencapai 30% dari pebisnis kaya di
seluruh China. (sumber: http://
www.huffingtonpost.com/news/china-
female-bodyguards ).
Oleh karenanya wanita-wanita China
tamatan sarjana saat ini berbondong-
bondong masuk ke pusat penyaringan
wanita pengawal misalnya ke salah satu
perusahaan yang memiliki jasa
penerimaan untuk wanita pengawal
tersebut, misalnya perusahaan swasta
Tianjiao Special Guard/Security
Consultant Ltd Co yang berbasis di Sanya
provinsi Hainan.
Perusahaan tersebut yang mulai
beroperasi sejak tahun ini (2012) telah
membuka sesi pertama penerimaan dan
saringan untuk profesi yang sanagat
langka di China sebelumnya. Tidak
disangka jumlah pesertanya membludak,
namun yang berhak mengikuti test dan
lulus saringan hanya 20 wanita cantik dan
masih muda (sebagian besar lulusan
universitas).
Mereka yang lulus dalam gelombang
pertama ini nantinya akan mengikuti
latihan 8 – 10 bulan di berbagai lokasi
pendidikan latihan militer di China.
Mereka seperti para pengawal biasa akan
mengikuti sesi latihan meliputi:
kemampuan dalam pengintaian,
antiterorisme, beladiri, dan etika bisnis.
Semakin tingginya jurang pemisah status
sosial dan selisih kekayaan antara orang
kaya dan orang kebanyakan di China,
berdampak terhadap peningkatan risiko
serangan kriminal bagi wanita kaya China.
Dan kondisi itulah yang justru
dimanfaatkan sebagian kalangan untuk
menyediakan tenaga pengamanan wanita
atau bodyguard.
Sebanyak 20 perempuan yang rata-rata
lulusan perguruan tinggi menjalani latihan
fisik untuk menjadi pengawal pribadi
perempuan di sebuah pantai di Sanya,
Provinsi Hainan, China, Sabtu (8/1).
Latihan yang diadakan oleh Tianjiao
Special Guard, sebuah perusahaan
konsultasi keamanan tersebut merupakan
yang pertama di China. Selama 8-10 bulan,
ke-20 perempuan tersebut akan menjalani
latihan yang cukup keras untuk
digembleng menjadi pengawal pribadi
yang profesional, dimana lulusan terbaik
nantinya akan dikirim menjalani latihan
di Akademi Keamanan International di
Israel.
Pekerjaan berbahaya dan berpotensi adu
otot bukan lagi dominasi kaum pria, tapi
juga perempuan. Contohnya di China,
ribuan perempuan di negara ini berprofesi
sebagai pengawal pribadi
alias bodyguard.
Setidaknya kini ada sekitar 3.000 agen
penyedia jasa yang tersebar di seluruh
negeri Tirai Bambu itu. Secara umum,
setiap pengawal perempuan ini
mendapatkan bermacam-macam pelatihan
keterampilan mulai dari kungfu,
pertahanan diri, dan pertolongan pertama
selama enam bulan.
Tak hanya itu, para perempuan yang
hampir semuanya dari kalangan
berpendidikan ini juga mendapat pelatihan
etiket, agar dapat berlaku layak selama
berada bersama klien. Jasa pengawal
perempuan lebih disukai oleh para
wanita pebisnis karena tidak menarik
perhatian .
“Punya pengawal wanita itu rasanya
seperti punya saudara perempuan yang
bisa mengawasi Anda,” kata Wen Cui,
wanita pemilik salah satu agen penyedia
jasa pengawal perempuan.
Ia mengaku membuka usaha ini karena
terinspirasi dari pengalaman pribadinya
yang dua kali dirampok saat sedang dalam
perjalanan bisnis. Agen milik Wen Cui
mengenakan tarif US$300 (Rp2,6 juta)
untuk penggunaan pengawal per hari.
Normalnya, pengawal perempuan bisa
mendapatkan gaji US$100 (Rp896 ribu)
per hari.
“Jika Anda punya pengawal perempuan,
kebanyakan orang akan berpikir dia
sekretaris Anda. Namun, jika pengawal
Anda laki-laki, orang-orang mungkin akan
memiliki pandangan negatif,” kata Wen
Cui, yang memiliki 60 orang agen
pengawal.
Pengawal perempuan yang sehari-harinya
menjalankan tugas dengan mengenakan
pakaian ala pekerja kantoran ini mengaku
mereka senang-senang saja bekerja
seperti ini. “Saya suka nonton film laga
waktu masih kecil, dan saya selalu ingin
menjadi seperti para aktornya,” kata Xie
Xingjiang, seorang pengawal berusia 19
tahun.
Dari ke dua puluh orang wanita terpilih
nantinya akan dikirim beberapa wanita
terbaik untuk mengikuti pelatihan lebih
lanjut di International Security Academy
di Israel. Jika mereka telah bekerja
nantinya akan mendapatkan penghasilan
minimal 3000 US dolar per bulan.
(Bandingkan dengan rata-rata penghasilan
upah di China sebesar 1.500 US dolar
dalam se tahun).
Menurut informasi, angka ekspektasi
statistik pekerja wanita pengawal yang
diterbitkan oleh Badan Statistik China
menyebutkan dalam waktu 5 tahun ke
depan jumlah wanita pengawal di China
akan mencapai 600.000 orang. Angka ini
jika dibandingkan dengan penduduk China
yang mencapai 1,34 miliar jiwa (2011.
sumber :Di Sini) hanya 0,02 % saja dan
sangat tidak signifikan, namun lonjakan
pertumbuhan permintaan pasar terhadap
profesi ini akan sangat menjanjikan dalam
lima tahun ini.
Mengapa pengawal wanita sangat diminati
saat ini? Ada kemungkinan peranan
mereka nantinya dalam mengawal “Bos”
mereka tidak saja dalam bidang anti teror
dan anarkis, melainkan juga bisa menjadi
sekretaris dan penjaga anak, terutama
untuk si “Nyonya Besar.”
Mantan Wanita Pengawal di Libya Anti
Klimaks.
Berbeda dengan China yang baru
menapaki profesi bidang ini, Libya yang
duluan mengenal profesi paling diminati -
sebelumnya- malah kini para mantan
wanita pengawal berlomba-lomba
menanggalkan dan menghilangkan
identitas mereka.
Berbagai cara mereka tempuh mulai dari
menukar nama hingga pindah dari satu
lokasi ke lokasi lainnya. Namun upaya
tersebut tidak membuahkan hasil.
Sepertinya para intelejen NTC
mengetahui benar posisi dan lokasi
mereka dan memburu mereka dimana pun
berada. Akibatnya banyak kisah pilu tak
kalah menyedihkan dengan nasib Big Bos
mereka (almarhum Moamar Khadafy)
mereka -maaf- ada yang diperkosa dan
dianiya lebih dahulu sebelum dibunuh.
Para wanita pengawal dari berbagai
kesatuan era Khadafy itu sering disebut
dengan “Amazonian Guards” karena
digembleng khusus di beberapa camp
latihan di Amerika Selatan. Ada juga yang
menyebutnya dengan sebutan “”The
Revolutionary Nuns”.
Mungkin saja berbeda bidang peranan
wanita pengawal di China dengan di
Libya era Moamar Khadafy, akan tetapi
risikonya tetaplah sama yaitu pihak lawan
yang dirugikan oleh majikan akan
memperhatikan setiap detail informasi
dan kondisi para wanita pengawal
tersebut.
Apakah wanita cantik dan muda belia
China tidak memperhitungkan
kemungkinan terburuk tersebut bakal
terjadi pada diri mereka? Tentu saja
mereka telah mengetahuinya.
Tapi mereka telah memilih profesi
tersebut dan tentunya telah bersiap
menghadapi segala risikonya, oleh karena
itulah mereka berlatih dan mengasah
kemampuan mereka di segala bidang
termasuk bidang penyamaran sehingga
tidak berpotensi dikenal dengan baik oleh
masyarakat luas, apalagi oleh lawan “big
bos” mereka.
Ada yang tertarik menekuni profesi ini di
tanah air? Profesi ini sebetulnya sangat
menarik karena penuh dengan
seni trik dan intrik yang memerlukan
ketajaman intuisi dan visi yang brilian.
Jika ada yang berminat tidak salah
mencoba, tentunya setelah
mempertimbangkan segala risiko dengan
matang, bukan?
Weleh…Weleh…Weleh
Cantik-Cantik Gan!